Saktinya Pancasila
Di satu desa tinggallah seorang
janda bernama Cut Nyak Dien. Dia memiliki anak kembar bernama Panca dan Sila
yang berumur 5 tahun, hasil pernikahannya dengan Ahmad Yani. Suaminya meninggal
dunia akibat dibunuh oleh Adam Malik. Pembunuhan itu terjadi karena Adam Malik
cemburu kepada Ahmad Yani. Adam Malik sangat mencintai Cut Nyak Dien. Dia tidak
rela Cut Nyak Dien menikah dengan Ahmad Yani. Sedangkan Adam Malik pun juga
sudah menikah dengan Cut Nyak Meutia dan dikaruniai seorang anak perempuan yang
cantik jelita berumur 3 tahun. Istrinya meninggal dunia akibat pertengkaran
dengan Adam Malik. Kini Adam Malik masih mencintai Cut Nyak Dien dan berencana
ingin membunuh anak kembarnya tersebut. Beribu-ribu cara yang dilakukan Adam
Malik, satupun tidak ada yang berhasil.
20 tahun kemudian Panca dan Sila tumbuh dewasa, Panca menjadi lelaki yang
tampan dan gagah. Sedangkan Sila menjadi perempuan yang cantik jelita, paras
yang sama cantiknya dengan Fatmawati anak dari Adam Malik dan istrinya.
Panca dan Sila tidak terpisahkan, mereka selalu bersama-sama. Mencari kayu di
hutan, membantu ibunya memasak, dan sebagainya. Mereka tidak kenal lelah dan
putus asa. Tiba di suatu malam saat mereka sedang bersenda gurau bersama, Panca
bertanya kepada ibunya. “Bu, sejak kami kecil hingga menjadi dewasa seperti
sekarang ibu tidak pernah menceritakan kenapa ayah meninggal” kata Panca. “Iya
bu, kenapa?” Sila pun bertanya. Ibu mereka akhirnya menceritakan semuanya.
Setelah mendengar cerita dari ibunya, hati Panca dan Sila terasa berapi. Mereka
tidak percaya bahwa ayahnya meninggal karena dibunuh oleh Adam Malik. Sejak
detik itu mereka ingin membalas semua perbuatan Adam Malik. Mereka meminta ijin
kepada ibunya untuk mencari dimana Adam Malik berada. awalnya Cut Nyak Dien
tidak setuju jika anaknya berurusan dengan Adam Malik, dia tahu bahwa Adam
Malik sedang mengincar anak kembarnya itu. Namun karena bujuk rayu kedua
anaknya, dia pun mengijinkan mereka pergi.
Keesokan harinya mereka meminta restu kepada ibunya dan membalaskan penderitaan
ibunya selama bertahun-tahun. “Hati-hati anakku, kalian tahu bahwa Adam Malik
adalah orang yang kejam. Ibu takut....” belum selesai Cut Nyak Dien berbicara,
Panca langsung memeluk ibunya. “Ibu jangan khawatir, doakan kami agar selamat
dalam perjalanan. Doa ibu adalah kekuatan bagi kami”. Panca menenangkan hati
ibunya. “Iya bu, mas Panca benar. Ibu jangan khawatir” kata Sila yang sambil
memeluk ibunya. Setelah itu, mereka pergi untuk melaksanakan tujuan mereka.
Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang wanita yang sedang terluka
akibat terjatuh dari kuda yang ditungganginya. Panca dan Sila langsung
menghampiri wanita itu. Sungguh terkejutnya Panca setelah melihat paras
cantiknya. Dia adalah Fatmawati, anak Adam Malik sang pembunuh ayah mereka.
Namun Panca dan Sila tidak mengetahuinya, tapi Fatmawati tahu bahwa mereka
ingin membunuh ayahnya.
Fatmawati memang sangat cantik, sehingga Panca terpana oleh kecantikkannya.
Fatmawati mengetahui bahwa Panca terpikat padanya. “Kamu terluka, biar
aku obati” kata Sila. Sila membuat ramuan untuk mengobati luka, Sila memang
pintar dalam meramu obat-obatan. Setelah lukanya sudah ditangani, mereka
bersama-sama melanjutkan perjalanan. Sepanjang perjalanan Panca tidak bersuara,
hanya Sila dan Fatmawati yang selalu berbincang. Fatmawati memiliki ilmu
membaca pikiran dan tujuan orang. Fatmawati yang mengetahui rencana Panca dan
Sila berusaha membunuh mereka di tengah hutan.
Panca yang berjalan di depan tidak mengetahui niat buruk Fatmawati. Fatmawati
mencoba menerkam Sila dengan belati yanng dibawanya. Dengan cepat Sila dapat menghindar
dari Fatmawati. Melihat kejadian itu Panca langsung berusaha menyelamatkan
adiknya dan menghadapi perlawanan dari Fatmawati. “Aku tahu tujuan kalian
sebenarnya, kalian ingin membunuh ayahku Adam Malik bukan!” kata Fatmawati. “Oh
jadi kamu mengetahui rencana kami. Ya, memang benar kami ingin membunuhnya.
Karena dia sudah membunuh ayah kami!” kata Panca. “Kalian tidak akan bisa
membunuh ayahku karena kalian lah yang akan mati!!” tantang Fatmawati.
Perkelahian antara Panca dan Sila yang melawan Fatma pun berlangsung. Luka-luka
yang menghiasi kulit mereka menjadi saksi pertarungan hebat. Akhirnya Fatmawati
pun tewas ditangan Panca dan Sila. Mereka berhasil membalas perbuatan yang
dilakukan oleh Adam Malik kepada ayahnya.
Mengetahui anaknya tewas ditangan Panca dan Sila, Adam Malik langsung
menyiapkan pasukan untuk membunuh Panca dan Sila. Namun, kesaktian Panca dan
Sila tidak mudah untuk dikalahkan. Semua pasukan Adam Malik tewas melawan Panca
dan Sila. Dengan geramnya Adam Malik langsung turun tangan. Perkelahian hebat
pun berlangsung. Kekuatan mereka sama-sama hebat, namun tidak sehebat kesaktian
yang dimiliki oleh Panca dan Sila. Berita dari seberang terdengar oleh Cut Nyak
Dien, dia merasa khawatir jika seandainya anak kembarnya tewas ditangan Adam
Malik. Dia tidak sanggup jika kehilangan orang yang dia sayangi untuk kedua
kalinya.
Keesokan harinya Cut Nyak Dien melihat bayangan kedua anaknya dari kejauhan.
Anaknya telah kembali dan berhasil membalaskan penderitaan yang dialaminya
bertahun-tahun. Akhirnya mereka hidup tentram, bahagia, sejahtera dan damai.